Jumat, 12 Februari 2016

KHUTBAH JUMAT: PERJALANAN HIDUP MANUSIA


KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرُ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الََّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
وَقَالَ فِي أَيَةٍ أُخْرَى : وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (الأعراف: 172). صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Suatu nikmat baru terasa dia sebagai nikmat ketika dia hilang dari diri kita. Nikmat sehat baru terasa, ketika kita sudah merasa sakit; nikmat kaya baru terasa, ketika kita jatuh miskin; nikmat waktu luang baru terasa, ketika kita merasa sudah sempit. Oleh sebab itu kita mestinya bersyukur kepada Allah sebelum nikmat tersebut hilang.

Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan memperbanyak shalawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah, dan di akhir hayat kita ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap Allah SWT kita mendapatkan syafaatnya, insya Allah, Amin-Amin ya Rabbal Alamin.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Hari ini kita akan mengkaji tentang perjalanan hidup manusia. Ibarat melakukan suatu perjalanan wisata, kita tentu harus tahu tentang seluk beluk tempat yang akan kita singgahi. Untuk perjalanan wisata yang singkat itu, orang perlu tahu lokasi dan tempat tujuannya dengan sangat detil. Kenapa? Supaya jangan sampai perjalanannya mengambang, tidak tentu arah, tidak tahu tujuan, akhirnya ketika sudah selesai perjalanan, baru datang penyesalan.

Perjalanan yang singkat ini saja, orang perlu tahu begitu pasti dan yakin, di mana dan kemana rute perjalanan. Tapi mengapa perjalanan kehidupan banyak orang yang tidak tahu. Dimana dia berada, akan kemana dia pergi, dan apa yang perlu dia bawa dari tempat persiapan ini menuju tempat keabadian (Kholidiina Fiiha Abadaa).
Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.

Pertanyaan yang paling sulit dijawab oleh manusia adalah dari mana dia datang, mau kemana dia pergi, dan untuk apa dia sekarang berada di sini. Ini tidak dapat ditangkap oleh akal dan tidak bisa dijawab oleh hati. Yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, hanyalah dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu dari al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Maka menurut yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits, kita ini semua berasal dari alam yang sangat besar, yang disebut dengan alam arwah. Saat itu kita semuanya berkumpul. Apa kata Allah dalam al-Qur’an:
وَإِذْ أَخَذَ رُبُّكَ مِنْ بَنِى آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ (Dan ingatlah – dikatakan di pangkal ayat ini “ وَإِذْ = dan ingatlah” – ingatlah ketika Tuhanmu mengambil sumpah dari anak cucu keturunan Adam).

Saat itu Allah ambil kesaksian: وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ (Allah ambil persaksian). Saat itu Allah bertanya kepada kita semua. Kata Allah SWT: أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ (Hai anak cucu keturunan Adam, ruh yang ada di alam arwah, أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ = Bukankah aku ini Tuhan kamu?.
Waktu itu kita semua menjawab, قَالُوْا = Semuanya menjawab: بَلَى شَهِدْنَا = Iya ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami. شَهِدْنَا = Kami bersaksi Engkau adalah Tuhan kami.

أَنْ تَقُوْلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ = Tapi nanti pada hari kiamat kamu mengatakan: إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِيْنَ = Kami lalai, kami tidak ingat, kami lupa bahwa kami pernah mengambil persaksian ketika berada di alam arwah.

Karena kita tidak ingat itulah mengapa di pangkal ayat itu disebutkan وَإِذْ = dan ingatlah. Ingatlah ketika Allah mengambil persaksian, mengambil perjanjian kepada semua anak cucu cicit keturunan Adam AS.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Maka tempat kita pertama kali adalah di alam arwah. Berapa lama kita berada di dalam alam arwah itu? Wallahu a’lam bish-shawab, Allah SWT tidak sebutkan, cukuplah itu sebagai pengetahuan Allah SWT.

Ketika datang orang Yahudi kepada Nabi Muhammad, “Hai Muhammad, apa ruh itu? Bagaimana bentuknya? Dimana dia berada? Berada lama di alam arwah?”. Nabi Muhammad diam, tidak menjawab. Lalu turun wahyu, apa kata Allah:

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ = Ya Muhammad, kalau mereka bertanya kepadamu tentang ruh. قُلِ الرُّوْحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي = Katakan ruh itu urusan Tuhanku. وَمَا أُوْتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيْلاً = Tidaklah kamu diberikan ilmu tentang ruh. إِلاَّ قَلِيْلاً = Kecuali hanya sedikit maklumat, sedikit informasi tentang ruh. Yang disebutkan itu hanyalah bahwa kita dulu pernah berada di alam arwah, bersama ruh semua anak cucu keturunan Adam.

Lalu setelah dari alam arwah, alam yang pertama, kemana kita pergi? Masuklah kita ke alam yang kedua yang disebut dengan alam rahim.

Apa kata nabi? إِنَّ أَحَدَكُمْ يَجْمَعُ خَلْقَهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً = Kamu diciptakan oleh Allah SWT dalam perut ibumu 40 hari dalam bentuk nutfah, air/cairan.

ثُمَّ يَكُوْنُ عَلاَقَةً = Kemudian air tadi berubah dalam bentuk عَلاَقَة (‘Alaqah artinya lengket menempel). Mengapa disebut dia “lengket menempel”? Karena dia seperti lintah yang menempel di kulit. Dari mana lintah makan? Dari sari pati darah yang ada di badan kita. Begitulah menempelnya darah yang ada di dinding rahim.

Dari air, dirubah Allah SWT menjadi segumpal darah yang menempel. Setelah itu: ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ = Kemudian berubah 40 hari dalam bentuk segumpal daging. 40 hari air, 40 hari darah, 40 hari daging sama dengan 120 hari. 120 hari sama dengan 4 bulan.
Setelah 4 bulan umur janin dalam rahim, maka Allah mengirim satu Malaikat yang khusus membawa pindah dari alam arwah masuk ke dalam alam rahim. Ketika itu berdetaklah jantung si cabang bayi.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Selesai dia masuk dari alam arwah ke alam rahim selama 9 bulan 10 hari, maka dia pun lahir ke dunia. Saat dia lahir, apa yang dilakukan oleh bapaknya? Sayup-sayup terdengar suara sang bapak mengazankan anaknya. Saat itu sang bapak membisikkan nama Allah, membisikkan kalimat yang pernah dia ucapkan dulu di alam arwah.

Maka kalimat yang pertama dia ingat dan dengar bukan nama bapaknya, bukan nama ibunya, tapi nama Allah SWT. Yaitu kalimat: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ .Karena kalimat itulah yang dulu dia ucapkan di alam arwah: بَلَى شَهِدْنَا = Kami bersaksi Engkau adalah Tuhan kami ya Allah.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Masuk ke alam yang ketiga, inilah alam yang pertengahan, disebut dia dengan dunia. Dunia diambil dari kata “adna” artinya dekat. Karena dunia adalah alam yang paling dekat dengan kita.

Dunia diambil juga dari kata “daniy” artinya hina. Mengapa disebut ini dengan alam yang hina? Karena ada alam yang mulia, yaitu akhirat. وَلَلأَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ اْلأُوْلَى = Alam akhirat itu lebih baik bagi engkau dari pada yang pertama.

Maka orang Islam yang paham hakikat hidup dia tidak merasa abadi di dalam kehidupan dunia ini. Karena ini bukan stasiun terakhir, ini cuma tempat perhentian sementara. Tempat yang selamanya nanti di sana, di alam berikutnya.

Berapa lama kita di alam yang ketiga, di alam dunia ini? Wallahu a’lam bish-shawab, hanya Allah yang tahu. Kita semua punya ajal, batas umur masing-masing. Kalau ikut nabi, 63 tahun. Ada di antara kita yang lebih dari itu, ada yang pas, ada juga yang kurang. Sesuai dengan qadha dan qadar, ketetapan Allah SWT. لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ = Setiap umat ada ajal, ada limit waktu.

Habis masanya, limit waktu pun datang, izra’il pun datang mencabut nyawa. Tidak semua kita yang mendapatkan kebaikan saat kematian itu datang. Makanya di antara doa yang kita ucapkan: اللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ، وَلاَ تَخْتِمْ عَلَيْنَا بِسُوْءِ الْخَاتِمَةِ . Su’ul khatimah adalah tidak sempat mulut kita mengucapkan “La ilaha illa Allah”.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Saat lahirnya, sayup-sayup terdengar di pangkal telinganya suara azan. Namun saat mati nanti tidak lagi diazankan, tapi yang diajarkan adalah لَقِّنُوْا مَوْتَكُمْ = Talqinkan orang yang mau sakaratul maut, بِـلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ = dengan ucapan “La ilaha illa Allah”.

Kalaulah anak diajarkan agama, tahu dia hadits tentang talqin, maka dibisikkannya ke pangkal telinga ayahnya “La ilaha illa Allah”. Supaya akhir kalamnya husnul khatimah. Itu yang diucapkan dulu di alam arwah, itu juga yang diucapkan waktu lahir, itu juga yang dibisikkan waktu mati. Itu kalau anak dididik agama. Tapi kalau tidak dididik agama, apa yang bisa kita harapkan darinya untuk menolong kita ketika sakaratul maut?

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Maka di akhir hayat itulah penentuan segala amal. Makanya kita mohon kepada Allah: اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمُرِيْ خَوَاتِمَهُ = Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku waktu penutupnya nanti. Karena betapa banyak orang yang: يُصْبِحُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا = Paginya beriman, petangnya kafir. Na’udzubillah.

Jadi mari kita jaga “La ilaha illa Allah” tidak keluar dari dalam badan. Dibawa dari alam arwah, masuk ke alam rahim, masuk ke alam dunia, sampai ke garis finish, menjelang maut tiba, tetap dalam kalimat “La ilaha illa Allah”.

Memangnya ada orang yang imannya keluar? Ada, iman itu bisa keluar. Kata nabi: Pencuri, pezina, peminum khamar imannya lepas dan tanggal. Lalu kapan iman itu balik lagi? Ketika orang itu bertaubat, masuk lagi iman ke dalam badan. Kalau sempatlah bertaubat nasuha, masuk iman ke dalam, baru datang izra’il, alhamdulillah. Tapi kalau sempat iman masih di luar, datang izra’il mencabut nyawa, na’udzubillah, mati dalam keadaan tidak beriman.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.
Selesai alam ketiga masuk alam yang keempat, disebut dengan alam barzakh. Apa kata Allah dalam surah ar-Rahman: بَيْنَهُمَا بَرْزَاخٌ لاَ يَبْغِيَانِ = Antara air laut dan air sungai ada barzakh.

Barzakh maknanya pemisah. Ayat ini bercerita tentang pemisah antara air laut dan air sungai. Mengapa alam itu disebut dengan alam barzakh? Karena dia pemisah antara akhirat dan dunia.

Berapa lama dia di sana? Wallahu a’lam bish-shawab, sampai ditiupkan sangkakala, lalu terjadilah kiamat besar, itulah akhir kehidupan kita yaitu alam akhirat.

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ = Apabila langit terbelah, وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ = Ketika planet-planet berguguran, وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ = Ketika lautan diledakkan, وَإِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْ = Ketika kuburan dibangkitkan, عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ = Saat itu sadarlah manusia apa yang pernah dibuatnya dulu dan apa yang akan dia pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Inilah akhir dari kehidupan. Alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh dan alam akhirat. Di sinilah kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita: إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُوْلاً = Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, bisikan hati, semuanya akan disoal, akan ditanya oleh Allah SWT.

Sekecil apa perbuatan yang akan diperiksa nanti? فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا = Sebesar dzarrah perbuatan baik yang kita lakukan, يَرَهُ = akan ditengok oleh mata. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا = sebesar dzarrah pun yang tidak baik yang kita lakukan, يَرَهُ = akan ditengok juga oleh mata.

Oleh sebab itu, kita semua akan menuju ke arah sana. Inilah akhir kehidupan kita. Maka lima perjalanan ini, setengahnya sudah kita lewati. Alam arwah sudah, alam rahim sudah, sekarang kita berada di alam dunia. Di alam dunia ini, ada yang sudah menghabiskan seperempat, ada yang sudah menghabiskan setengah, ada yang sudah menghabiskan semua, ada yang hidup dalam bonus. Masing-masing kita akan berakhir. Kemana kita ujungnya? Pindah ke alam barzakh, dan berakhir di alam akhirat.

Apa yang sudah kita persiapkan? Tidak perlu dijawab dengan lidah, tapi mari kita jawab dalam bentuk amal nyata untuk mengisi sisa kehidupan kita.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.


KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرُ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَ يَا قَاضِيَ الْحَاجَةِ.
اللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ، وَلاَ تَخْتِمْ عَلَيْنَا بِسُوْءِ الْخَاتِمَةِ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ، وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.